Sebuah Festival Rakyat Tahunan
Pinggiran Sungai Cisadane, tepatnya di Jalan Benteng Raya Kota Tangerang, kembali diramaikan oleh penyelenggaraan Festival Cisadane. Digelar pertama kali pada tahun 1993, festival rakyat ini kemudian dirayakan secara rutin setiap tahunnya. Untuk tahun ini, festival digelar pada tanggal 16 s.d. 22 Juni 2010.
Menurut hasil wawancara dengan Bagyo Susmoro, panitia dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB) Kota Tangerang, diketahui bahwa Festival Cisadane 2010 melibatkan tiga pihak, yaitu BPMKB, Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar), dan Event Organizer (EO) Pratama Production. BPMKB menyajikan gelar keberdayaan UMKM yang berada di bawah binaannya melalui pameran handycraft dan makanan di stand-stand sepanjang area festival. Sedangkan Disporbudpar melalui Nurul Huda – Kabid. Kebudayaan Disporbudpar, menjelaskan kepada Warta Banten bahwa Disporabudpar fokus pada pembinaan budaya Kota Tangerang dan bertanggung jawab pada penyelenggaraan 10 lomba kesenian, diantaranya lomba mewarnai, menggambar, dan tari kreasi.
Lebih lanjut lagi, Pemerintah Kota Tangerang juga merangkul tokoh Tionghoa dari Boen Tek Bio (Perkumpulan Cina Benteng) karena perayaan ini juga berkaitan erat dengan tradisi masyarakat Tionghoa. Pada saat acara pembukaan, dilakukan upacara Peh Cun dan pelepasan puluhan ekor bebek ke Sungai Cisadane. Perayaan Peh Cun atau hari raya Twan Yang (Duan Wu) ini dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Tionghoa sebagai bentuk ucapan syukur. Peh Cun adalah dialek Hokkian atas Pa Chuan (bahasa mandarin-red.), yang artinya mendayung perahu. Sedangkan tradisi pelepasan bebek melambangkan pelepasan nasib buruk. Di samping kedua acara tersebut, pada acara pembukaan juga diadakan peletakkan 650 butir telur dengan posisi berdiri, serta acara makan 1200 kue Bak Cang, yang diikuti oleh lebih dari 2000 peserta. Atas jumlah tersebut, acara ini dicacat dalam rekor MURI.
Tak cukup sampai disitu. Acara yang paling ditunggu masyarakat adalah lomba perahu naga yang diadakan pada hari Sabtu dan Minggu (19 dan 20 Juni 2010-red.). Para peserta perahu naga berlomba mendayung perahunya sepanjang 800 meter di Sungai Cisadane. Acara puncak inilah yang paling banyak menyedot perhatian masyarakat setiap tahunnya.
Rangkaian acara yang digelar Festival Cisadane 2010 ini disambut antusias oleh warga sekitar dan diharapkan tetap dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang. Perayaan semacam ini dinilai penting karena dapat melestarikan tradisi yang berkembang dalam masyarakat, bahkan dapat menumbuhkan sikap toleransi diantara warga asli Kota Tangerang dengan warga pendatang, dhi. masyarakat Tionghoa. (DS)